'Mata
Yang Setengah-Jadi Tak Bisa Melihat'
Apa yang terbersit di benak Anda manakala mendengar kata 'mata'? Sadarkah
anda bahwa salah satu hal terpenting dalam kehidupan adalah kemampuan untuk
melihat? Jika menyadarinya, sudahkan anda memikirkan tanda-tanda lain yang
terkandung dalam mata anda?
Mata adalah sepotong bukti yang paling nyata bahwa makhluk-makhluk
hidup diciptakan. Semua organ penglihatan, termasuk mata binatang dan mata
manusia, merupakan contoh yang sangat menonjol perihal rancangan yang sempurna.
Organ istimewa ini amat rumit sampai-sampai mengungguli peralatan tercanggih di
dunia ini.
Supaya mata dapat melihat, semua bagiannya harus bekerja sama
secara serasi. Sebagai misal, jika mata kehilangan kelopak, tetapi masih
mempunyai semua bagian lain seperti kornea, selaput penghubung, selaput
pelangi, biji mata, lensa mata, retina, selaput koroid, urat mata, dan kelenjar
airmata, itu pun sudah amat rusak dan akan segera kehilangan fungsi
penglihatannya. Begitu pula, jika produksi airmata berhenti, maka mata akan
segera kering dan menjadi buta kendati semua organ lain masih ada.
'Rantai kebetulan' yang diajukan oleh para evolusionis kehilangan
semua maknanya menghadapi susunan rumit ini. Mustahil menjelaskan keberadaan
mata kecuali sebagai zat ciptaan istimewa. Mata itu memiliki sistem rumit
dengan banyak bagian dan, sebagaimana dibahas di atas, semua bagian pembentuk
ini pasti menjadi ada pada waktu yang sama. Mustahil mata yang setengah-jadi
berfungsi pada 'setengah melihat'. Pada keadaan-keadaan semacam ini, peristiwa
penglihatan tak bisa berlangsung sama sekali. Seorang ilmuwan evolusionis
menerima kebenaran ini:
Ciri umum mata dan sayap adalah hanya berfungsi jika tersusun
sepenuhnya. Dengan kata lain, mata yang setengah-jadi tidak bisa melihat;
burung dengan sayap setengah-sayap tidak dapat terbang.13
Dalam hal ini, kita menghadapi lagi pertanyaan yang sangat
penting: siapa yang menciptakan semua unsur mata sekaligus?
Pemilik mata tentu saja bukan orang yang membuat putusan mengenai
pembentukannya. Karena bagi yang tiada berpengetahuan tentang seperti apakah
penglihatan itu tidak mungkin berhasrat untuk mempunyai organ penglihatan dan
melekatkannya pada tubuhnya. Jadi, kita harus menerima keberadaan Pemilik Yang
Maha Bijaksana yang menciptakan makhluk hidup dengan indera seperti
penglihatan, pendengaran, dan sebagainya. Ada pernyataan lain bahwa sel-sel
yang tak bernyawa bisa mencapai fungsi yang mensyaratkan nyawa seperti
penglihatan dan pendengaran dengan kehendak dan upaya mereka sendiri. Sangatlah
jelas bahwa ini mustahil. Dalam Al-Qur'an, dinyatakan bahwa penglihatan
dilimpahkan kepada makhluk hidup oleh Allah:
Katakanlah: Dialah Yang telah menjadikan kamu dan membuatkan untuk
kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani; sedikit sekali kamu bersyukur.
(QS. Al-Mulk : 23).
#harun yahya.
#harun yahya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar