Sabtu, 19 Desember 2015

KETIKA BERTEMANKAN BERUANG

Di pedalaman hutan ada seekor ular yang sedang mencengkram seekor beruang. Si ular mencengkram pinggang si beruang dan makin mengencangkan lilitanny. Si beruang meronta, mengaung minta pertolongan, sekarat. Di sisi lain seorang lelaki tak sengaja mendengar rintihan beruang tersebut. Sang lelaki dengan sigap mengambil pedangnya dan menebas si ular. Si beruang pun dapat bernapas lega kembali. Si beruang tidak membiarkan lelaki yang telah menolongnya itu pergi begitu saja.

“Kau telah menyelamatkan hidupku. Aku ingin bersahabat denganmu dan bersedia menjadi pelayanmu,” kata si beruang.

Lelaki tersebut merasa enggan tapi juga tak ingin mengecewakan niak baik si beruang.

“Baiklah kalau begitu,” katanya. “Datanglah bersamaku!

Si beruang kini tinggal bersama lelaki itu dan tak pernah pergi dari ambang pintu. Datanglah peringatan dari seorang tetangga dan berkata “Jangan pernah berteman dengan beruang. Lebih baik memiliki musuh yang cerdik ketimabang teman yang bodoh. Kami hanya khawatir kalua dia akan mendatangkan bencana untukmu. Usirlah dia!”.

Karena sudah merasa terikat dengan si beruang, lelaki tersebut berpikiran lain. Lelaki tersebut berpikir bahwa tetangganya hanya seorang iri padanya karena memiliki penjaga yang kuat. Oleh karena itu lelakai tersebut tidak menghiraukan nasihat dari tetangganya.

Pada suatu hari, dengan bertemankan si beruang, lelaki tersebut pergi ke dalam hutan untuk mencari kayu. Dia bekerja giat, memotong kayu dan menumpuknya. Setelah dirasa cukup, dia memilih untuk beristirahat sambal tiduran di bawah rindangnya pepohonan. Beruang pun segera mengikuti si majikan. Beberap saat kemudian seekor lalat hinggap diwajah sang lelaki. Beruang, dalam rangka menjaga majikannya, pun mengusir si lalat itu. Lalat itu pergi namun tak lama kembali hinggap pada wajah lelaki tersebut. Beruang kembali mengusirnya, namun lalat itu kembali datang. Merasa jengkel dengan si lalat, beruang berpikir bahwa jalan terbaik untuk mengusir si lalat adalah dengan membunuhnya. Beruang pun pergi. Tak lama kemudian, ia datang dengan sebuah batu besar, datar dan pipih di tangannya. Dengan sekuat tenaga si beruang melempar batu tersebut ke wajah majikannya. Sang majikan pun meninggal seketika karena pendarahan hebat. Sungguh disayangkan, akibat tidak mendengarkan tetangganya, lelaki tersebut harus membayar dengan nyawanya.



#disadur dari terapi masnawi (Prof. Dr. Nevzat Tarhan)