Di
pedalaman hutan ada seekor ular yang sedang mencengkram seekor beruang. Si ular
mencengkram pinggang si beruang dan makin mengencangkan lilitanny. Si beruang
meronta, mengaung minta pertolongan, sekarat. Di sisi lain seorang lelaki tak
sengaja mendengar rintihan beruang tersebut. Sang lelaki dengan sigap mengambil
pedangnya dan menebas si ular. Si beruang pun dapat bernapas lega kembali. Si beruang
tidak membiarkan lelaki yang telah menolongnya itu pergi begitu saja.
“Kau
telah menyelamatkan hidupku. Aku ingin bersahabat denganmu dan bersedia menjadi
pelayanmu,” kata si beruang.
Lelaki
tersebut merasa enggan tapi juga tak ingin mengecewakan niak baik si beruang.
“Baiklah
kalau begitu,” katanya. “Datanglah bersamaku!
Si
beruang kini tinggal bersama lelaki itu dan tak pernah pergi dari ambang pintu.
Datanglah peringatan dari seorang tetangga dan berkata “Jangan pernah berteman
dengan beruang. Lebih baik memiliki musuh yang cerdik ketimabang teman yang
bodoh. Kami hanya khawatir kalua dia akan mendatangkan bencana untukmu. Usirlah
dia!”.
Karena
sudah merasa terikat dengan si beruang, lelaki tersebut berpikiran lain. Lelaki
tersebut berpikir bahwa tetangganya hanya seorang iri padanya karena memiliki
penjaga yang kuat. Oleh karena itu lelakai tersebut tidak menghiraukan nasihat
dari tetangganya.
Pada
suatu hari, dengan bertemankan si beruang, lelaki tersebut pergi ke dalam hutan
untuk mencari kayu. Dia bekerja giat, memotong kayu dan menumpuknya. Setelah dirasa
cukup, dia memilih untuk beristirahat sambal tiduran di bawah rindangnya
pepohonan. Beruang pun segera mengikuti si majikan. Beberap saat kemudian
seekor lalat hinggap diwajah sang lelaki. Beruang, dalam rangka menjaga
majikannya, pun mengusir si lalat itu. Lalat itu pergi namun tak lama kembali
hinggap pada wajah lelaki tersebut. Beruang kembali mengusirnya, namun lalat
itu kembali datang. Merasa jengkel dengan si lalat, beruang berpikir bahwa
jalan terbaik untuk mengusir si lalat adalah dengan membunuhnya. Beruang pun
pergi. Tak lama kemudian, ia datang dengan sebuah batu besar, datar dan pipih
di tangannya. Dengan sekuat tenaga si beruang melempar batu tersebut ke wajah
majikannya. Sang majikan pun meninggal seketika karena pendarahan hebat. Sungguh
disayangkan, akibat tidak mendengarkan tetangganya, lelaki tersebut harus
membayar dengan nyawanya.
#disadur dari
terapi masnawi (Prof. Dr. Nevzat Tarhan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar